SEJARAH SINGKAT PULAU KAKABAN
Di sini ada air laut yang terperangkap, sejak 19 ribu tahun sebelum Masehi.
Jadi, sekarang umurnya 21 ribu tahun lebih. Kemudian Danau ini merupakan danau prasejarah yaitu zaman peralihan Holosin.
Luasnya sekitar lima kilometer, berdinding karang terjal setinggi 50 meter, yang mengakibatkan air laut yang terperangkap tidak lagi bisa keluar, menjadi danau.
Karena perubahan dan evolusi yang cukup lama, air danau ini kemudian menjadi lebih tawar dibandingkan laut yang ada di sekitarnya.
Hal ini berdampak juga pada adaptasi fauna laut yang ada di dalam danau itu. Ubur-ubur misalnya,
karena terbatasnya makanan, akhirnya beradaptasi dengan melakukan simbiose mutualistis dengan algae. Algae adalah penghasil makanan dan harus memasak makanan dengan bantuan sinar matahari.
Selama ribuan tahun danau di tengah laut ini tentu saja menciptakan suatu ekosistem tersendiri yang sangat unik. Danau unik ini memiliki empat jenis ubur-ubur, salah satunya adalah ubur-ubur jenis Cassiopea.
Simbiosis ini sangat menarik, Ubur-ubur yang berada di dalam danau Pulau Kakaban, menempatkan algae pada bagian kakinya, karena ganggang berkepentingan untuk mendapatkan matahari sebagai sarana melakukan fotosistesa, sang ubur-ubur akhirnya berjalan terbalik, dengan kaki ke atas dan kepala ke bawah.
Cara berjalan yang unik inilah yang menarik para ilmuwan dan penyelam untuk mengetahui evolusi terhadap fauna laut yang akhirnya berperilaku aneh demi mempertahankan hidup mereka.
Catatan para penyelam juga memberikan gambaran, hewan-hewan yang ada di danau ini mempunyai cahaya lebih berwarna warni ketika hari semakin gelap. Diduga, pada danau ini banyak akan dijumpai jenis-jenis baru.
Di dunia, tempat seperti ini hanya di jumpai di Palau, Kepulauan Micronesia di kawasan Tenggara Laut Pasifik. Dengan demikian Pulau Kakaban merupakan satu-satunya pulau di Indonesia yang mempunyai danau di tengahnya. Jadi untuk melihat danau di tengah laut, Anda tidak usah berpayah-payah datang ke Pulau Micronesia yang ganas di Palau, tapi cukup datang ke Berau dan melihatnya di Pulau Kakaban.
Selain itu di pinggiran pantainya juga tumbuh hutan bakau, yang dihuni oleh banyak jenis kepiting, timun laut dan ular laut. Banyak sekali jenis-jenis hewan yang belum diidentifikasi di kawasan ini. Dr. Thomas Tomascik, seorang ahli kelautan berkebangsaan Kanada, mengatakan Pulau Kakaban merupakan surga kekayaan biologi yang ada di Indonesia.
Misteri bagaimana hewan dan tumbuhan yang terisolasi dalam danau ini merupakan salah satu obyek yang sangat diminati oleh ilmuwan untuk diungkap. Karena itu laut ini memang pantas menjadi obyek konsevasi alam yang harusnya dilindungi dan dilestarikan. Salah satu ungkapan yang menarik, bagaimana misalnya ada hewan-hewan laut yang sekarang tetap saja survive padahal kesadahan air di dalamnya sudah berubah total. Pulau Kakaban dalam bahasa daerah adalah pulau yang “memeluk”. Jadi Pulau Kakaban artinya sebuah pulau yang memeluk danau dengan penuh kasih sayang, termasuk di dalamnya adalah flora dan faunanya yang penuh keunikan.
Pulau Kakaban, salah satu dari gugus Kepulauan Derawan dinominasikan sebagai sebuah Kawasan Warisan Dunia. Bagi anda penyuka wisata bahari, kawasan yang mempunyai luas 774,2 hektar ini memiliki populasi dan keragaman ubur-ubur yang paling banyak di dunia, yaitu empat spesies unik ubur-ubur yang tidak menyengat. Butuh waktu 45 menit dari Derawan ke Pulau Kakaban menggunakan kapal boat.
Pulau ini dikelilingi tebing tinggi, sebelah barat luar tebing terhampar dataran rendah selebar 50an meter yang terdiri dari batu karang. Dari dataran karang itu anda bisa merapat, tentunya dengan baju renang dan peralatan snorkling berenang ke arah daratan itu.
Beberapa bagian daratan karang masih tertutup air laut yang dangkal sekitar 30 cm. Pada genangan air itu segerombolan ikan kecil seukuran teri berwarna hijau cerah mengelilingi karang. Di kaki tebing terdapat tangga kayu yang menanjak kemudian menurun berjarak 120 meter, menuntun anda ke tepi danau di balik bukit. Tangga ini terbuat dari kayu meranti dan di kiri kanan tangga tampak rerimbunan pohon bakau (Rhizophora) diselingi genera pohon tropis lain yang menjulang tinggi membentuk hutan mangrove, seperti tanjang (Bruguiera), apiapi (Avicennia), dan pidada (Sonneratia).
Sebagai pulau atol yang memiliki laguna berair payau di dalamnya, Kakaban tergolong langka. Sebab, di dunia ini diketahui hanya ada dua yang memiliki kondisi serupa, yaitu Kakaban dan Pulau Palau, di Mikronesia, berjarak 1.000 kilometer dari Filipina. Pulau Kakaban yang berbentuk angka “9″, pada bagian yang melingkar di sebelah utaranya merupakan atol atau batu karang berbentuk cincin. Di dalamnya terbentuk laguna yang dinamai penduduk setempat Danau Kakaban.
Danau Kakaban berisi air payau yang dihuni beragam biota laut yang mengalami evolusi selama terkurung di dalamnya, hingga memiliki sifat dan tampilan fisik yang berbeda dengan spesies sejenisnya yang berada di laut. Salah satu diantaranya adalah ubur-ubur berbadan bening layaknya piring kaca (Aurelia aurita) dan beberapa jenis lainnya yang tampak jauh lebih mungil seukuran ujung jari telunjuk (Tripedalia cystophora). Sedangkan yang sekepalan tangan, ibarat bola lampu pijar berwarna biru kecoklatan (Martigias papua) jumlahnya lebih dominan di antara lainnya. Bersama ketiga jenis ubur itu, terdapat juga spesies ubur-ubur Cassiopeia ornata yang menjadi trade mark Pulau Kakaban. Yang membedakan spesies endemik ini dengan ubur-ubur di laut lepas adalah hilangnya kemampuan menyengat. Sedangkan kebiasaan unik Cassiopeia adalah berenang secara terbalik. Dengan menghadapkan “kaki” atau tentakel ke atas.
Ada delapan jenis ikan di Danau Kakaban, empat di antaranya adalah serinding (Apogon lateralis), puntang (Exyrias puntang), teri karang (Antherinomorus endrachtensis) dan ikan julung-julung (Zenarchopterus dispar). Pada akar Rhizopora yang terbenam di tepian Danau Kakaban banyak ditemukan alga Halimeda dan Caulepa, yang mirip anggur kecil berwarna hijau. Kakaban bisa dikatakan sebagai benteng terakhir tempat biota laut di kawasan terlindung dari serbuan manusia yang populasinya sudah kian meningkat.
Sisi luar Pulau Kakaban merupakan tebing yang tinggi dan curam yang langsung masuk ke laut, dengan terumbu karang-nya yang sangat indah, bergua-gua dan lorong-lorong, menjadi surga bagi penyelam. Pulau Kakaban secara administratif termasuk dalam wilayah Kabupaten Berau, Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur.
Siapapun yang menjelajahi Danau Kakaban dengan perlengkapan selam/snorkel, atau menonton dokumentasi video bawah air akan memahami mengapa Kakaban patut menjadi sumber kebanggaan nasional. Dunia penyelaman telah mengenal beberapa titik penyelaman disekitar Pulau Kakaban, yaitu :
- Barracuda Point, - The Drift,
- Cabbage Patch,
- The Wall,
- Blue Light Cave,
The Plateau, Rainbow Run, Diver’s Delight , The North Face.
Variasi dari berbagai tipe lokasi penyelaman ini sangat menarik bagi para penyelam yang berpengalaman.
Medan yang sulit, berbahaya dan tidak adanya tempat berlabuh di Pulau Kakaban menjadikan lokasi selam ini penuh tantangan. Catatan para penyelam juga memberikan gambaran, hewan-hewan yang ada di danau ini mempunyai cahaya lebih berwarna warni ketika hari semakin gelap.
Jadi BUat apa Keluar Negri Kalau Di Negri Kita Masih ada Keajaiban yang kayak Gini,,
So' Tunggu apa lagi..,
Berikut Beberapa Jenis Ubur Ubur yang Terdapat di Pulau Kakaban :
@. Aurelia Aurita @ Martigias papua
@. Tripedalia cystophora @. Cassiopeia ornata
2 komentar:
Gak nyangka Pulau Kakaban sudah mendunia sangat unik tapi kok kalo lagi disana biasa-biasa saja ya hehehe.... Tapi seru. Ayo buruan nyoba bagi yang belum pernah berwisata bahari kesana :D
boleh tau, sejak kapan pulau kakaban di jadikan obyek wisata?
Posting Komentar